Me

Me
My Privaci

Senin, 11 Juni 2012

Sejarah

a. Jaman Belanda
Wilayah Kota Metro sekarang pada waktu jaman pemerintahan Belanda merupakan Onder Distrik Sukadana pada tahun 1937 yang termasuk dalam Marga Nuban. Masing-masing Onder Distrik dikepalai oleh seorang asisten Demang, sedangkan Distrik dikepalai oleh seorang Demang. Atasan Distrik adalah Onder afdeling yang dikepalai oleh seorang Controleur berkebangsaan Belanda.
Tugas dari asisten Demang mengkoordinir Marga yang dikepalai oleh Pesirah dan didalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh seorang Pembarap (wakil Pesirah), seorang Juru tulis dan seorang Pesuruh (opas). Pesirah selain kepala marga juga sebagai Ketua Dewan Marga. Pesirah dipilih oleh Penyeimbang-penyeimbang Kampung dalam marganya masing-masing.
Marga terdiri dari beberapa kampung yaitu dikepalai oleh Kepala Kampung dan dibantu oleh beberapa Kepala Suku. Kepala Suku diangkat dari tiap-tiap suku di kampung itu.
Kepala Kampung dipilih oleh Penyeimbang-penyeimbang dalam kampung. Pada waktu itu Kepala Kampung harus Penyeimbang Kampung, kalau bukan Penyeimbang Kampung tidak bias diangkat dan Kepala Kampung adalah anggota Dewan Marga.
b. Jaman Jepang
Pada jaman Jepang, Residente Lampoengsche Districten dirubah namanya menjadi Lampung Syu, yang dibagi menjadi 3 (tiga) ken, yaitu :
1.      Teluk Betung Ken
2.      Metro Ken
3.      Kotabumi Ken
Wilayah Kota Metro sekarang, pada waktu itu termasuk Metro Ken yang terbagi dalam beberapa Gun, Son, marga-marga dan kampung-kampung. Ken dikepalai oleh Kenco, Gun dikepalai oleh Gunco, Son dikepalai oleh Sonco, Marga dikepalai oleh seorang Margaco dan Kampung dikepalai oleh Kepala Kampung.
c. Jaman Indonesia Merdeka
Setelah Indonesia merdeka dan dengan berlakunya Pasal 2 Peraturan Peralihan UUD 1945, maka Metro Ken menjadi Kabupaten Lampung Tengah, termasuk Kota Metro di dalamnya.
Berdasarkan ketetapan Residen Lampung No. 153/d/1952 tanggal 3 September 1952 yang kemudian diperbaiki pada tanggal 20 Juli 1956 ditetapkan :
1.      Menghapuskan daerah marga-marga dalam Keresidenan Lampung.
2.      Menetapkan kesatuan-kesatuan daerah dalam Keresidenan Lampung dengan nama “Negeri”, sebanyak 36 Negeri.
3.      Hak milik marga yang dihapuskan menjadi milik Negeri yang bersangkutan.
Dengan dihapuskannya Pemerintahan Marga maka sekaligus sebagai gantinya dibentuk Pemerintahan Negeri.
Pemerintahan Negeri terdiri dari seorang Kepala Negeri dan Dewan Negeri. Kepala Negeri dipilih oleh anggota Dewan Negeri dan para Kepala Kampung. Negeri Metro dengan pusat pemerintahan di Metro (dalam Kecamatan Metro)
Dalam praktek, dirasakan kurangnya keserasian antar pemerintahan, keadaan ini menyulitkan pelaksanaan tugas pemerintahan, oleh sebab itu Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Lampung pada tahun 1972 mengambil kebijaksanaan untuk secara bertahap Pemerintahan Negeri dihapus, sedangkan hak dan kewajiban Pemerintahan Negeri beralih pada Kecamatan setempat.
d. Berdirinya Kota Metro
Sebelum menjadi Kota Administratif Metro, Metro merupakan suatu wilayah kecamatan yakni kecamatan Metro Raya dengan 6 (enam) kelurahan dan 11 (sebelas) desa. Adapun 6 (enam) kelurahan tersebut, antara lain:
1.      Kelurahan Metro
2.      Kelurahan Mulyojati
3.      Kelurahan Tejosari
4.      Kelurahan Yosodadi
5.      Kelurahan Hadimulyo
6.      Kelurahan Ganjar Agung
Sedangkan 11 (sebelas) desa tersebut, antara lain:
1.      Desa Karangrejo
2.      Desa Banjarsari
3.      Desa Purwosari
4.      Desa Margorejo
5.      Desa Rejomulyo
6.      Desa Sumbersari
7.      Desa Kibang
8.      Desa Margototo
9.      Desa Margajaya
10.  Desa Sumber Agung
11.  Desa Purbosembodo
Atas dasar Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 1986 tanggal 14 Agustus 1986 dibentuk Kota Administratif Metro yang terdiri dari Kecamatan Metro Raya dan Bantul yang diresmikan pada tanggal 9 September 1987 oleh Menteri Dalam Negeri.
Dalam perkembangannya, 5 (lima) desa di seberang (sebelah selatan) Way Sekampung dibentuk menjadi 1 (satu) kecamatan yaitu Kecamatan Metro Kibang dan dimasukkan ke dalam wilayah pembantu Bupati Lampung Tengah wilayah Sukadana (sekarang masuk menjadi Kabupaten Lampung Timur). Pada tahun yang sama terbentuk 2 (dua) wilayah pembantu Bupati yaitu Sukadana dan Gunung Sugih.
Dengan kondisi dan potensi yang cukup besar serta ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai, Kotatif Metro tumbuh pesat sebagai pusat perdagangan, pendidikan, kebudayaan dan juga pusat pemerintahan. Maka wajar bila dengan kondisi tersebut Kotatif Metro ditingkatkan statusnya menjadi Kota Madya Metro.
Harapan untuk memperoleh Otonomi Daerah terjadi pada tahun 1999, dengan dibentuknya Kota Metro sebagai daerah otonom berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 tanggal 20 April 1999 dan diresmikan pada tanggal 27 April 1999 di Jakarta bersama dengan Kota Dumai (Riau), Kota Cilegon dan Kota Depok (Jawa Barat), Kota Banjarbaru (Kalsel), dan Kota Ternate (Maluku Utara).
Kota Metro pada saat diresmikan terdiri dari 2 (dua) kecamatan, yang masing-masing adalah sebagai berikut:
a.       Kecamatan Metro Raya, terdiri dari:
1.      Kelurahan Metro
2.      Kelurahan Ganjaragung
3.      Kelurahan Yosodadi
4.      Kelurahan Hadimulyo
5.      Desa Banjarsari
6.      Desa Purwosari
7.      Desa Karangrejo
b.      Kecamatan Bantul, terdiri dari:
1.      Kelurahan Mulyojati
2.      Kelurahan Tejosari
3.      Desa Margorejo
4.      Desa Rejomulyo
5.      Desa Sumbersari
Kemudian berdasarkan Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 25 Tahun 2000 tentang Pemekaran Kelurahan dan Kecamatan di Kota Metro, wilayah administrasi pemerintahan Kota Metro dimekarkan menjadi 5 (lima) Kecamatan yang terdiri dari 22 Kelurahan.

Selasa, 06 Maret 2012

New

             Kolega DW Juga Dibidik  

Tim Liputan 6 SCTV
06/03/2012 18:30
Liputan6.com, Jakarta: Dhana Widyamitka, pegawai pajak golongan III C yang kini terseret kasus korupsi di Direktorat Jenderal Pajak. Sebelum Dhana, publik pasti belum lupa dengan Gayus Halomoan P. Tambunan, mantan pegawai Ditjen Pajak golongan III A. Jika Gayus sudah jadi narapidana bahkan dimiskinkan, Dhana justru baru mulai menjalani pemeriksaan sebagai tersangka.

Tak cuma Dhana, istri Dhana, DA, yang juga pegawai pajak diduga terlibat korupsi miliaran rupiah tersebut. Kolega Dhana yang berinisal H diduga pula akan terseret. H lagi-lagi juga pegawai pajak.

Direktur Jenderal Pajak Fuad Rahmany menyatakan, sejak beberapa tahun terakhir, ia telah melakukan reformasi di institusinya. Namun, ia mengakui dari 32 ribu pegawai pajak, kemungkinan muncul oknum-oknum pajak seperti Gayus dan Dhana bisa saja terjadi. Bahkan hingga 2011, sudah 200 pegawai pajak yang dijatuhkan sanksi disiplin.

Adapun Kejaksaan Agung memastikan semua pihak yang terlibat kasus Dhana akan segera diperiksa. Menurut Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Khusus (Jampidsus) Andhi Nirwanto, harta Dhana pun sedang diinventarisir. Dhana dinilai memiliki harta kekayaan di luar kewajaran [baca: Jampidsus Janji Beberkan Harta DW].

Sejumlah harta yang dimiliki Dhana di antaranya satu rumah di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, sebuah minimarket, satu showroom atau gerai jual-beli mobil, 17 truk, dan sejumlah mobil. Berikut surat berharga dan emas.(ANS)

http://berita.liputan6.com/read/380682/kolega-dw-juga-dibidik

Indonesian Culture

Budaya (Indonesia) yang tak lagi Cipta, Rasa dan Karsa


Budaya menghasilkan kebudayaan, begitu terang Djoko Widaghdo (1994). Jika budaya
merupakan hasil daya manusia yang mengasilkan budi dalam konteks cipta, rasa dan karsa, maka
kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa itu sendiri. Lebih jelas lagi, Djojodiguno, dalam
bukunya Azas-azas Sosiologi menerangkan tafsir cipta, rasa dan karsa.
Cipta merujuk pada kemampuan atau dapat diartikan sebagai kerinduan manusia untuk
mengetahui segala sesuatu. Hasrat untuk mengetahui rahasia alam semesta. Kemudian
menghasilkan nilai yang disebut sebagai pengetahuan. Cipta merangsang manusia menemukan
hal baru bagi kehidupannya.
Rasa merupakan sense manusia akan estetika (keindahan). Rasa mendorong manusia untuk
meramu kehidupannya dengan keindahan bentuk dan rupa. Menghasilkan nilai yang disebut seni.
Karsa memberikan pemahaman akan “sangkan paran”. Memahami darimana manusia lahir
(sangkan), dan kemana manusia akan mati (paran). Karsa menghasilkan nilai norma dan agama
(kepercayaan).
Berdasarkan ketiga nlai tersebut, kebudayaan merupakan sebuah hasil dari kemuliaan
manusia. Dari satu individu, berkembang ke lingkungan tempat tinggal, hingga konteks bangsa
dan negara. Kebudayaan bangsa muncul dari olah budaya masyarakat suatu negara. Membentuk
system sosial yang diamini seluruh anggotanya.
Santun, ramah, damai, niali budaya yang (dahulu) menjadi “cap” bangsa Indonesia. Betapa
tidak fantastis, ratusan budaya dari berbagai suku bangsa dilebur dan dapat diterima dengan nama
Budaya Indonesia. Seluruh dunia percaya dan mengakui luhurnya Budaya Indonesia.
Seiring lamanya negara ini berdiri, lahir berbagai budaya baru. Namun ironis, budaya
tersebut bukan lagi hasil kemuliaan manusia Indonesia. Korupsi yang sejak jaman penjajahan
menjadi penyakit bangsa, kini naik statusnya menjadi budaya korupsi. Tak selesai disitu,
berkembang pula teman-teman barunya, budaya suap, budaya makelar kasus, dan budaya anarki.
Meminjam data Political & Economic Risk Consultancy (PERC) – Hongkong dan
Transfarency Internasional – Jerman, Maret 2010 Indonesia menempati posisi puncak negara
terkorup di Asia Pasifik. Fakta menyedihkan yang menunjukkan betapa korupsi menjadi
kebudayaan negara ini. Budaya Indonesia mulai menanggalkan karsanya. Lupa akan muara kehidupannya. Nilai
luhur ramah, santun dan teposliro terkubur ditengah pamor Budaya Korupsi dan teman-
temannya. Mulai dari satu individu, lembaga dan akhirnya membudaya.
Banyak penafsiran akan munculnya penyakit budaya di negeri ini. Salah satunya merujuk
pada masa kolonial Belanda. Beberapa sumber menyebutkan korupsi merupakan peninggalan
pemerintahan Belanda saat menjajah Indonesia. Faktanya, VOC, persekutuan dagang besar milik
Belanda kala itu pun bubar karena korupsi. Pasca kemerdekaan, Belanda mewariskan system
pemerintahan berikut penyakitnya.
Pendapat lain menyebutkan korupsi adalah efek samping perkembangan budaya negeri.
Ramah, bertele-tele, malu-malu, gak enakan beberapa budaya Jawa yang kemudian menjadi ikon
Budaya Indonesia. Saking ramahnya, budaya “memberi” disalahartikan dan menjadi embrio
korupsi. Sifat gak enakan menjadi biang kolusi, makelar kasus, suap dan “penitipan”.
Pemerintah boleh beralasan besarnya jumlah penduduk, luasnya wilayah, kompleksnya
system pemerintahan menjadi kendala penanganan penyakit budaya ini. Namun coba kita lihat
negara lain, dengan wilayah yang lebih luas, dan jumlah penduduk yang jauh lebih besar. Cina,
menyandang nama negara yang sukses memerangi korupsi. Tak main-main, Presiden Cina
memberlakukan hukuman tembak mati bagi koruptor.
Dalam akulturasi kemajuan teknologi, perekonomian dan budya, negeri ini perlu belajar
dari Jepang. Tidak ada yang meragukan kebudayaan Jepang. Setiap Bangsa Jepang bangga dan
selalu memamerkan kebudayaannya, dimanapu mereka berada. Beberapa fakta menunjukkan
eksistensi Budaya Jepang di dunia internasional. Banyak universitas ternama di seluruh dunia
membuka program studi dan unit kegiatan budaya jepang. Dalam hal gaya hidup, style Harajuku
ala Jepang sempat menjadi kiblat mode dunia. Tanpa meninggalkan karsa, Jepang
mengembangkan budayanya.
Betapa bangganya bila Budaya Indonesia menjadi kiblat dunia. Setiap orang mengenakan,
bernyanyi, bericara ala Indonesia. Pertanyaannya bukan siapkah, namun maukah bangsa ini
mencapai tahap tersebut? Bukan tidak, sebenarnya bangsa ini juga tengah berjuang memberantas penyakit budaya.
Namun lagi-lagi sikap mental menjadi kendala. Sikap mental yang lahir karena budaya Indonesia
yang Saya tuturkan sebelumnya.
Salah satu langkah efektif adalah penerapan mental anti-korupsi sejak dini. Saya sangat
apresiatif pada penerapan kantin kejujuran di sekolah-sekolah. Pembelajaran mengenai dasar
budaya (cipta-rasa-karsa) perlu ditanamkan kuat-kuat, bukan hasilnya. Siswa tidak hanya
diajarkan bersikap ramah dan saling memberi, namun lebih pada mengapa kita harus bersikap
seperti itu.
Jika memang baik, bolehlah kita meminjam system negara lain dalam memerangi korupsi.
Taruhlah misalnya hukuman tembak mati bagi koruptor. Jika sikap gak enakan khas Jawa masih
menjadi kendala, barangkali pemindahan pusat pemerintahan ke Sumatra menjadi alternative
terakhir.
Format ini menitik beratkan pada memperkuat pondasi dan “melenyapkan” sumber.
Memperkuat pondasi simaksudkan menggembleng mental generasi penerus bangsa sejak dini.
Barangkali istilah pelenyapan cukup sarkasme, namun inilah faktanya. Hukuman setegas-
tegasnya (mati) layak untuk aktor penyakit budaya agar tidak menular pada generasi berikutnya.
Bukan sekadar definisi, namun kebudayaan sebagai paket cipta-rasa-karsa merupakan
kompleksitas yang tak dapat dipisahkan. Negara yang sukses dengan teknologi dan budayanya,
tak meninggalkan satupun dari kesatuan tersebut. Norma moral dan agama perlu ditekankan
dalam pengenbangan budaya bangsa.
Budaya pertama yang menjadi dasar Indonesia pun menyebutkan hal yang sama. Pancasila,
sila pertama secara tegas menyebutkan tentang Ketuhanan. Menjadi bukti bahwa (sebenarnya)
Indonesia adalah negara yang religius yang menjadikan norma agama menjadi landasan awal.
Bukankah semua agama melarang korupsi, kolusi, suap, makelar kasus, dan kekerasan?

My Campus STAIN

STAIN Metro Bangun Nota Kesepahaman dengan Lembaga Pendidikan Se-Kota Metro, Lampung Tengah dan Lampung Timur
27 Februari 2012, Administrator
(Metro, 27/2). Berlangsung di Gedung Serba Guna STAIN Jurai Siwo Metro dibangun Nota Kesepahaman antara Lembaga Pendidikan baik dari mulai SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA. Nota kesepahaman yang dibangun meliputi beberapa lembaga pendidikan se-Kota Metro, Lampung Tengah dan Lampung Timur. Hal ini, selain memang akan semakin memperarat tali silaturahmi antar lembaga pendidikan Dasar dan Menengah dengan Lembaga Pendidikan Tinggi, tentunya juga akan terjalin kerjasama baik dalam segi pengembangan pendidikan, pelatihan dan penelitian. Acara yang juga dihadiri segenap civitas akademika STAIN ini berlangsung penuh dengan suasana keakraban.

Dalam sambutannya, M. Hariplis (Kajur Tarbiyah) menyampaikan laporan bahwa hingga pada saat ini sudah ada 74 lembaga pendidikan yang turut ambil bagian dalam penandatangan nota kesepahaman ini. Ke 74 lembaga pendidikan tersebut terdiri dari 14 SD/MI, 26 SMP/MTs dan 34 MA/SMA/SMK. Mewakili pihak sekolah, H. Jumadi (Kepala Sekolah SMAN 3 Metro) menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak STAIN Metro. "STAIN Metro sebagai satu-satunya perguruan tinggi negeri telah banyak berkiprah perannya baik langsung maupun tidak langsung bagi pengembangan pendidikan yang ada di sekitarnya. Tentunya, kegiatan ini merupakan momentum yang paling baik untuk bisa saling bertukar pemikiran guna pengembangan pendidikan ke depan menjadi lebih baik", demikian tandasnya.

Sementara itu, Ketua STAIN Metro dalam sambutannya menyampaikan bahwa ajang silaturahmi tidak harus dalam momentum resmi seperti ini. "Ini adalah pembuka pintu, selanjutnya setelah penandatanganan nota kesepahaman, kami mempersilahkan pihak lembaga pendidikan untuk berkiprah baik dalam pengembangan pendidikan bahkan karir". Beliau memberikan contoh bahwa STAIN Metro sudah memiliki beberapa jurnal terakreditasi baik yang diterbitkan oleh Jurusan maupun Prodi. "Silahkan bapak/ibu untuk berkontribusi memeberikan sumbang pemikiran (ilmiah-red). Setidaknya itu pasti akan membantu menambah angka kredit untuk kenaikan pangkat". Selain itu masih banyak hal yang barangkali juga dari pihak institusi untuk dapat memetik pelajaran di lapangan demi pengembangan STAIN Metro menjadi lebih baik lagi (admin)

My Campus

Kemenag RI Sediakan 1,7 Juta (Jenis) Beasiswa
26 Februari 2012, Administrator
Jakarta (Pinmas)--Menteri Agama Suryadharma merasa prihatin masih banyak masyarakat yang belum mampu mengeyam pendidikan. Untuk itu Kementerian Agama menyediakan 1,7 juta beasiswa dalam berbagai program baik bagi siswa berprestasi maupun siswa yang tidak mampu.

"1,7 juta beasiswa ini tersebar, termasuk beasiswa untuk siswa berprestasi dan siswa yang tidak mampu, termasuk juga  beasiswa peningkatan kualitas akademis bagi guru. Yang sudah S1 bisa ke S2, dan yang sudah S2 bisa ke S3," kata Menag pada peresmian pengurus DPP Perti (Persatuan Tarbiyah Islamiyah) Periode 2011-2016 di Jalan Rawamangun No. 30 Jakarta Pusat, Ahad (26/2). Hadir Ketua Majelis Syura Perti H. Yudoparipurno, Ketua Umum Perti Tengku Mohammad Faisal Amin, dan Sekjen Perti Andi Haramein.

Menag mengatakan, sejak awal berdirinya pada tahun 1928, Perti telah menetapkan flatform perjuangannya dalam tiga bidang utama, yakni pendidikan, dakwah, dan amal sosial. Ketiga bidang ini bila dikelola secara konsisten dan profesional pasti memberikan manfaat besar bagi masyarakat Indonesia di era globalisasi.

"Pendidikan ini menjadi tantangan kita bersama, anggaran pendidikan terus bertambah termasuk anggaran pendidikan yang dikelola Kementerian Agama," papar Menag. Ditambahkan, Kemenag mengelola lembaga pendidikan agama dan keagamaan seperti raudhatul athfal, pondok pesantren, madrasah diniyah, madrasah ibtidaiyah, tsanawiyah, aliyah serta perguruan tinggi agama, apakah itu Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha.

"Banyak yang harus kita benahi antara lain Angka Partisipasi Kasar (APK) masih rendah karena masih banyak masyarakat yang belum mampu mengeyam pendidikan," ucap Menag.

Untuk itu ia berharap Perti juga bergerak dalam bidang pendidikan ini, upayakan jangan sampai ada anak yang putus sekolah karena tidak mampu. "Kemenag juga berupaya agar tidak ada generasi atau anak-anak muda yang tidak sekolah. Kita juga membantu fasilitas, gedung-gedung sekolah, lokal untuk perpustakaan, dan laboratorium," imbuhSDA sapaan akrab Suryadharma Ali.

Menag mengatakan, penguasaan iptek telah menjadi harapan dan tuntutan masyarakat global. Oleh karena itu, lanjutnya, diperlukan usaha keras dan sungguh-sungguh dalam mengimplementasikan sistem pendidikan yang lebih diorientasikan pada pencapaian kualitas dan secara terus menerus mengupayakan perbaikan mutu pendidikan.

Menteri Agama juga mengatakan, perbedaan agama atau golongan bukanlah harus menjadi konflik yang berujung pada perpecahan umat. Setiap agama mengajarkan umatnya agar menjadi manusia yang baik, bersikap toleran, dan saling menghormati, walaupun dalam keragaman suku, bangsa, budaya, dan agama.

"Tidak ada satu agama pun di dunia ini yang mengajarkan kebencian dan permusuhan," katanya. Menurut Menag, sikap keberagamaan seseorang tercermin dari perilakunya dalam kehidupan di masyarakat. Agama, bukan hanya mengandung aspek ritual belaka, tetapi juga mengajarkan aspek sosial. Dalam Islam diajarkan bahwa seseorang akan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat bilamana ia mampu membangun hubungan yang baik kepada Tuhannya dan kepada manusia.

Para ulama dan ahli agama, kata Menag, juga berpendapat bahwa setiap ibadah dalam agama memiliki pesan moral, yakni menjadikan umatnya agar berperilaku akhlak mulia. Setiap orang yang menghayati dan mengajarkan ajaran agamanya secara benar, pasti terdorong untuk berperilaku santun dan berakhak mulia. Oleh karena itu, peran dakwah sangat signifikan dalam mewujudkan masyarakat yang beradab dan santun.

Dengan demikian, papar Menag, sebenarnya tidak ada kekerasan yang boleh dilakukan dengan mengatasnamakan agama. Sebagai bangsa Indonesia yang religious, kita harus mampu bersikap mencintai kedamaian, toleran, yang dapat membangun persatuan dan kesatuan dalam rangka keutuhan NKRI.

"Dengan ini, saya juga ingin menyatakan bahwa kita tidak menerima eksklusivisme, radikalisme, dan berbagai bentuk kekerasan lainnya, karena hal itu sangat bertentangan dengan ajaran agama," ucapnya.

Untuk itu, kata Menag, sebagai bangsa Inonesia yang menganut keyakinan agama, kita harus mampu menampilkan corak keberagamaan yang mencintai kedamaian, toleran, saling menghormati antarumat beragama. Dengan kata lain, corak keberagamaan yang kita tampilkan adalah agama yang rahmatan lil 'alamin, yakni yang mampu mendatangkan rahmat dan kebaikan untuk semua manusia. (ks)

Sumber : Kemenag RI

Minggu, 04 Maret 2012

Motivasi

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya.[1] Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.[2]
Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan "saya ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi". Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan semangat.
Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi.[2] Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.[2]

Sejarah Teori Motivasi

Tahun 1950an merupakan periode perkembangan konsep-konsep motivasi.[2] Teori-teori yang berkembang pada masa ini adalah hierarki teori kebutuhan, teori X dan Y, dan teori dua faktor. [2] Teori-teori kuno dikenal karena merupakan dasar berkembangnya teori yang ada hingga saat ini yang digunakan oleh manajer pelaksana di organisasi-organisasi di dunia dalam menjelaskan motivasi karyawan.[2]
Hierarki Teori Kebutuhan Maslow

[sunting] Teori hierarki kebutuhan

Berkas:Abraham maslow.jpg
Abraham Maslow, pencetus hierarki teori kebutuhan
Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik Abraham Maslow. [3] Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri).[3]
Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan. [3] Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas. [3] Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal. [3]
Teori kebutuhan Maslow telah menerima pengakuan luas di antara manajer pelaksana karena teori ini logis secara intuitif. [3]. Namun, penelitian tidak memperkuat teori ini dan Maslow tidak memberikan bukti empiris dan beberapa penelitian yang berusaha mengesahkan teori ini tidak menemukan pendukung yang kuat. [3]

[sunting] Teori X dan teori Y

Douglas McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer berhubungan dengan para karyawan. [2] Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.[2]
Ada empat asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X.[2]
  • Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya.
  • Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
  • Karyawan akan mengindari tanggung jawab dan mencari perintah formal, di mana ini adalah asumsi ketiga.
  • Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.
Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada pula empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y.[2]
  • Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat atau bermain.
  • Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan.
  • Karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari, dan bertanggungjawab. *Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen.

[sunting] Teori motivasi kontemporer

David McClelland, pencetus Teori Kebutuhan
Teori motivasi kontemporer bukan teori yang dikembangkan baru-baru ini, melainkan teori yang menggambarkan kondisi pemikiran saat ini dalam menjelaskan motivasi karyawan[4].
Teori motivasi kontemporer mencakup:[4]

[sunting] Teori kebutuhan McClelland

Teori kebutuhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland dan teman-temannya[5]. Teori kebutuhan McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang didefinisikan sebagai berikut:[5]
    • kebutuhan berprestasi: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil.
    • kebutuhan berkuasa: kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
    • kebutuhan berafiliasi: keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab.

[sunting] Teori evaluasi kognitif

Teori evaluasi kognitif adalah teori yang menyatakan bahwa pemberian penghargaan-penghargaan ekstrinsik untuk perilaku yang sebelumnya memuaskan secara intrinsik cenderung mengurangi tingkat motivasi secara keseluruhan.[6] Teori evaluasi kognitif telah diteliti secara eksensif dan ada banyak studi yang mendukung.[6]

[sunting] Teori penentuan tujuan

Teori penentuan tujuan adalah teori yang mengemukakan bahwa niat untuk mencapai tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama. [7] Artinya, tujuan memberitahu seorang karyawan apa yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus dikeluarkan. [8]

[sunting] Teori penguatan

Teori penguatan adalah teori di mana perilaku merupakan sebuah fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya jadi teori tersebut mengabaikan keadaan batin individu dan hanya terpusat pada apa yang terjadi pada seseorang ketika ia melakukan tindakan. [9]

[sunting] Teori Keadilan

Teori keadilan adalah teori bahwa individu membandingkan masukan-masukan dan hasil pekerjaan mereka dengan masukan-masukan dan hasil pekerjaan orang lain, dan kemudian merespons untuk menghilangkan ketidakadilan.[9]

[sunting] Teori harapan

Teori harapan adalah kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu tersebut.[9]

[sunting] Area motivasi manusia

Empat area utama motivasi manusia adalah makanan, cinta, seks, dan pencapaian.[10] Tujuan-tujuan yang mendasari motivasi ditentukan sendiri oleh individu yang melakukannya, individu dianggap tergerak untuk mencapai tujuan karena motivasi intrinsik (keinginan beraktivitas atau meraih pencapaian tertentu semata-mata demi kesenangan atau kepuasan dari melakukan aktivitas tersebut), atau karena motivasi ekstrinsik, yakni keinginan untuk mengejar suatu tujuan yang diakibatkan oleh imbalan-imbalan eksternal. disamping itu terdapat pula fsktor yang lain yang mendukung diantaranya ialah faktor internal yang datang dari dalam diri orang itu sendiri.

[sunting] Variabel-Variabel Motivasi

Kerlinger, N. Fred dan Elazar J. Pedhazur (1987) dalam Cut Zurnali (2004) menyatakan bahwa variabel motivasi terdiri dari: (1) Motif atas kebutuhan dari pekerjaan (Motive); (2) Pengharapan atas lingkungan kerja (Expectation); (3) Kebutuhan atas imbalan (Insentive). Hal ini juga sesuai dengan yang di kemukakan Atkinson (William G Scott, 1962: 83), memandang bahwa motivasi adalah merupakan hasil penjumlahan dari fungsi-fungsi motive, harapan dan insentif (Atkinson views motivation strengh in the form of an equattion-motivation = f (motive + expectancy + incentive).

Jadi, mengacu pada pendapat-pendapat para ahli di atas, Cut Zurnali (2004) mengemukakan bahwa motivasi karyawan dipengaruhi oleh motif, harapan dan insentif yang diinginkan. Dalam banyak penelitian di bidang manajemen, administrasi, dan psikologi, variabel-variabel motivasi ini sering digunakan. Berikut akan dijelaskan masing-masing variabel motivasi tersebut.

[sunting] Motif

Menurut Cut Zurnali (2004), motif adalah faktor-faktor yang menyebabkan individu bertingkah laku atau bersikap tertentu. Jadi dicoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti kebutuhan apa yang dicoba dipuaskan oleh seseorang? Apa yang menyebabkan mereka melakukan sesuatu pekerjaan atau aktivitas. Ini berarti bahwa setiap individu mempunyai kebutuhan yang ada di dalam dirinya (inner needs) yang menyebabkan mereka didorong, ditekan atau dimotivasi untuk memenuhinya. Kebutuhan tertentu yang mereka rasakan akan menentukan tindakan yang mereka lakukan.
Lebih lanjut Cut Zurnali mengutip pendapat Fremout E. kast dan james E. Rosenzweig (1970) yang mendefinisikan motive sebagai : a motive what prompts a person to act in a certain way or at least develop appropensity for speccific behavior. The urge to action can tauched off by an external stimulus, or it can be internally generated in individual thought processes. Jadi motive adalah suatu dorongan yang datang dari dalam diri seseorang untuk melakukan atau sedikitnya adalah suatu kecenderungan menyumbangkan perbuatan atau tingkah laku tertentu.
William G Scott (1962: 82) menerangkan tentang motive adalah kebutuhan yang belum terpuaskan yang mendorong individu untuk mencapai tujuan tertentu. Secara lengkap motiv menurut Scott motive are unsatiesfied need which prompt an individual toward the accomplishment of aplicable goals. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan, motive adalah dorongan yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan perbuatan guna memenuhi kepuasannya yang belum terpuaskan. Selain itu, Maslow sebagaimana diungkap pada halaman sebelumnya membagi kebutuhan manusia ke dalam beberapa hirarki, yakni kebutuhan-kebutuhan fisik, keselamatan dan keamanan, sosial, penghargaan atau prestise dan kebutuhan aktualisasi diri.

[sunting] Harapan

Mengacu pada pendapat Victor Vroom, Cut Zurnali (2004)mengemukakan bahwa ekspektasi adalah adanya kekuatan dari kecenderungan untuk bekerja secara benar tergantung pada kekuatan dari pengharapan bahwa kerja akan diikuti dengan pemberian jaminan, fasilitas dan lingkungan atau outcome yang menarik. RL. Kahn dan NC Morce (1951: 264) secara singkat mengemukakan pendapatan mereka tentang expectation, yakni Expectation which is the probability that the act will obtain the goal. Jadi harapan adalah merupakan kemungkinan bahwa dengan perbuatan akan mencapai tujuan. Arthur levingson dalam buku Vilfredo Pareto (1953: 178) menyatakan : The individual is influenced in his action by two major sources of role expectation the formal demands made by the company as spalled out in the job, and the informal expectation forces make behavioral demans on the individual attemps to structure the social situation and the devine his place in it.
Dengan merumuskan beberapa pendapat para ahli, Cut Zurnali (2004) menyatakan bahwa terdapat dua sumber besar yang dapat mempengaruhi kelakuan individu, yaitu : sumber-sumber harapan yang berkenaan dengan peranannya antara lain, tuntutan formal dari pihak pekerjaan yang terperinci dalam tugas yang seharusnya dilakukan. Dan tuntutan informal yang dituntut oleh kelompok-kelompok yang ditemui individu dalam lingkungan kerja. Di samping itu, menurut Wiliam G Scott (1962: 105), addtionally, as could be anticipated, the groups themselves can be axpected to interact, effecting the others expectations. Ternyata kelompok karyawan sendiri dapat juga mempengaruhi harapan-harapan yang akan dicapainya. Dan dengan adanya keyakinan atau pengharapan untuk sukses dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan atau menggerakkan usahanya (Gary Dessler, 1983: 66). Selanjutnya Vroom yang secara khusus memformulasikan teori expectancy mengajukan 3 (tiga) konsep konsep dasar, yaitu : (1) Valence atau kadar keinginan seseorang; (2) Instrumentality atau alat perantara; (3) Expectacy atau keyakinan untuk mewujudkan keinginan itu sendiri (Gary Dessler, 1983: 66).

[sunting] Insentif

Dalam kaitannya dengan insentif (incentive), Cut Zurnali mengacu pada pendapat Robert Dubin (1988) yang menyatakan bahwa pada dasarnya incentive itu adalah peransang, tepatnya pendapat Dubin adalah incentive are the inducement placed the course of an going activities, keeping activities toward directed one goal rather than another. Arti pendapat itu kurang lebih, insentif adalah perangsang yang menjadikan sebab berlangsungnya kegiatan, memelihara kegiatan agar mengarah langsung kepada satu tujuan yang lebih baik dari yang lain. Morris S. Viteles (1973: 76) merumuskan insentif sebagai keadaan yang membangkitkan kekuatan dinamis individu, atau persiapan-persiapan dari pada keadaan yang mengantarkan dengan harapan dapat mempengaruhi atau merubah sikap atau tingkah laku orang-orang. Secara lebih lengkap Viteles menyatakan : incentive are situasions which function in arousing dynamis forces in the individual, or managements of conditions introduced with the expectation of influencing or altering the behavior of people.
Menurut Cut Zurnali, pendapat yang mengemukakan bahwa insentif adalah suatu perangsang atau daya tarik yang sengaja diberikan kepada karyawan dengan tujuan agar karyawan ikut membangun, memelihara dan mempertebal serta mengarahkan sikap atau tingkah laku mereka kepada satu tujuan yang akan dicapai perusahaan. Joseph Tiffin (1985: 267) mengatakan bahwa pemnberian insentif sangat diperlukan terutama apabila karyawan tidak banyak mengetahui tentang hal apa yang akan dilakukannya. Berikut secara lengkap diuraikan pendapat Tiffin: ordinary speaking, people will not learn very much about anything unless they are motivated to do so, that is, unless they are supplied with an adequate incentive. Maknanya bahwa seseorang tidak banyak mengetahui tentang sesuatu hal, apabila mereka tidak didorong untuk melakukan pekerjaan yang demikian itu, yaitu apabila mereka tidak dibekali dengan insentif secara cukup.
http://id.wikipedia.org/wiki/Motivasi
 

i like it

Projek Pribadi Hari Ini
MENJADI PRIBADI YANG LEBIH PERCAYA DIRI

Sahabatku yang letih dengan tidak cukupnya rasa percaya diri untuk menghadapi kehidupan yang tidak mudah ini, katakanlah ini sebagai kalimatmu sendiri …

Tuhanku Yang Maha Perkasa,

Terima kasih atas pengertian bahwa:

Rasa percaya diri adalah rasa yakin atas kesungguhanku
untuk melakukan yang telah kuniatkan untuk kulakukan,
untuk menyelesaikan yang menjadi tugasku,
dan untuk bertanggung-jawab atas dampak apa pun dari tindakanku.

Hari ini, aku akan mulai hidup dengan kesungguhan untuk membangun diri yang bisa kupercayai.

Karena, aku tak mungkin hidup gagah dalam rasa percaya diri, jika aku tak mempercayai diriku sendiri.

Aku akan menghentikan kebiasaan membohongi diri sendiri, karena lama kelamaan diriku akan belajar untuk tidak mempercayaiku.

Dan itulah yang disebut ‘tidak percaya diri.’

Percaya diri, adalah mempercayai janjiku sendiri, bahwa aku akan mendahulukan yang penting, dan menghindari hal-hal yang tidak menguatkanku.

Aku tak mungkin menghormati diriku, jika aku tak mempercayai diriku sendiri. Dan pasti itulah alasan bagi kurangnya penghormatan dari orang lain kepadaku.

Tuhanku, jika aku ini jiwa biasa yang tak penting bagiMu, maka tidak mungkin Engkau menggerakkan demikian banyak orang dan kejadian untuk menuntunku menemukan keindahan yang telah lama terajut di dalam diriku.

Terima kasih Tuhan, kini aku menyadari bahwa aku bukan jiwa biasa.

Semoga Engkau menguatkan hati dan pikiran dari kekasihMu yang kecil ini,
untuk menjadi pribadi yang jelas dengan apa yang kumau, yang tegas memulai yang harus kumulai, dan yang tabah menyelesaikan yang harus kuselesaikan.

Mulai hari ini, aku tidak akan berjanji bahkan kepada diriku sendiri - kecuali aku bersungguh-sungguh untuk melaksanakannya.

Tuhanku Yang Maha Kaya,

Bahagiakanlah aku dalam kehidupan yang damai dan sejahtera, yang mensyukuri diriku yang setia kepada niat dan pekerjaan yang baik.

Aamiin

---------------

Jika Anda terlalu sibuk untuk menuliskan 'Aamiin', mohon Anda 'Like' jika Anda berkenan untuk bergabung bersama para sahabat yang memohon Tuhan menyegerakan jawaban bagi doa kita di pagi ini.

Semoga rezeki kita lebih baik dan lebih besar mulai hari ini ya?

Mario Teguh - Loving you all as always
http://www.facebook.com/pages/Mario-Teguh/52472954880